Daya listrik
Dalam dunia kelistrikan terdapat beberapa istilah umum yang digunakan untuk
menjelaskan besaran Daya listrik arus bolak-balik. Istilah-istilah tersebut
antara lain “Watt”, “VA”, “VAr”. dari ketiga satuan daya tersebut, yang paling
sering didengar oleh masyarakat umum adalah Satuan Watt. Misalnya pada saat
membeli lampu dengan spesifikasi 27 Watt, 18Watt, 9Watt, dll.
Jika dilihat dari rumusnya, daya merupakan besarnya energi yang diubah (Usaha)
per satuan waktu. Daya juga merupakan hasil perkalian antara tegangan dengan
arus. Berikut adalah rumus cara menghitung daya :
Khusus untuk listrik bolak-balik (AC) terdapat 3 jenis daya yang harus
diketahui yaitu :
- Daya Aktif (Watt)
- Daya Reaktif (VAr)
- Daya Semu (VA)
Daya Aktif
Satuan dari daya aktif adalah Watt. Daya aktif (atau juga biasa disebut
dengan Daya Nyata) adalah daya yang timbul pada beban yang bersifat
resistif. Daya aktif merupakan Daya yang dikonversi menjadi suatu bentuk
energi lain. Misalnya oven yang mengubah energi listrik menjadi energi
panas. Energi listrik yang mengalir ke oven akan dikonversi menjadi panas
oleh heater pada oven tersebut. Misalkan pada oven tersebut terdapat arus 2A
dengan sumber tegangan 220V. maka dapat dihitung daya aktif yang digunakan
pada oven tersebut sebesar 2x220=440Watt.
Pada saat tidak ada perbedaan sudut antara arus dan tegangan, maka daya
reaktif tidak akan muncul. Hal ini hanya terjadi pada beban/peralatan yang
bersifat resistif murni. Jika suatu peralatan mempunyai sifat induktif atau
kapasitif, maka akan timbul daya reaktif.
Daya Reaktif
Satuan dari daya rekatif adalah VAr (Volt-Ampere Reactive). Jika dilihat
berdasarkan fungsinya, daya reaktif merupakan daya yang timbul untuk
membangkitkan medan magnet di kumparan-kumparan beban yang bersifat
induktif. Misalnya kumparan pada motor induksi, medan magnet yang
dibangkitkan oleh daya reaktif di kumparan stator berfungsi untuk
menginduksi lilitan pada rotor sehingga menciptakan medan magnet induksi
pada komponen rotor. Sedangkan pada trafo, daya reaktif berfungsi untuk
membangkitkan medan magnet pada sisi primer trafo, sehingga terjadi proses
induksi elektromagnetik dari sisi primer ke sisi sekunder. Daya reaktif yang
ditimbulakan mempunyai satuan VAr (Volt-Ampere Reactive).
Daya reaktif digunakan oleh beban yang memiliki sifat induktif, dan
dihasilkan oleh beban yang mempunyai sifat kapasitif. Contoh beban kapasitif
yang sering ditemui adalah kapasitor berupa capacitor-bank. Pada prinsipnya,
kapasitor akan memperbesar faktor daya sehingga akan menimbulkan daya
reaktif yang lebih besar. akan tetapi semakin besar faktor daya yang
dihasilkan, maka supply daya nyata juga semakin berkurang.
Daya reaktif muncul akibat adanya perbedaan sudut fasa antara arus dan
tegangan. Perbedaan fasa ini juga menunukkan adanya peristiwa lagging
maupun leading pada suatu sistem kelistrikan. Jika beban merupakan beban
resistif murni, maka daya reaktif tidak akan timbul atau sama dengan nol
(=0).
Beban reaktif perlu diperhatikan dalam sistemkelistrikan karena kebanyakan
peralatan merupakan beban induktif misalnya kipas, compressor AC dan
Kompressor Kulkas. Jika tidak ada daya reaktif maka peralatan peralatan
tersebut tidak akan bekerja karena peralatan tersebut menggunakan prinsip
induksi elektromagnetik. Dan sangat jarang menemukan beban dengan sifat
resistif murni. Akan tetapi jika daya reaktif terlalu besar, maka juga
akan membuat sistem kelistrikan menjadi tidak efektif.
Daya Semu
Satuan dari daya semu adalah VA (Volt-Ampere). Daya semu merupakan hasil
perkalian antara besarnya tegangan effective dengan arus effective. Tegangan
effective merupakan tegangan yang dapat diukur oleh alat ukur tegangan pada
umumnya. Begitupun arus effective merupakan besarnya arus yang diukur dengan
menggunakan alat ukur arus.
Daya semu (Apparent power) merupakan penjumlahan antara daya aktif &
daya reaktif secara vektor. Daya aktif dapat diibaratkan sebagai alas dari
segitiga daya. Daya reaktif dapat diibaratkan sebagai tiggi dari suatu
segitiga daya. Dan daya semu ini dapat diibaratkan sebagai sisi miring dari
segitiga daya. Untuk menghitung besarnya daya semu, maka dapat dilakukan
dengan menghitung besarnya sisi miring pada segitiga daya dengan
rumus.
Daya semu merupakan daya yang dipasang untuk mengukur sistem kelistrikan.
Misalnya di perumahan menggunakan MCB dengan spesifikasi 1300VA, 2000VA,
dll. Mengapa demikian? Karena sistem penyedia jasa listrik tidak hanya
memperhitungkan daya aktif saja, namun juga memperhitungkan penggunaan daya
reaktif.
Segitiga Daya
Seperti yang dapat dilihat pada gambar diatas daya semu, daya aktif dan daya
reaktif mempunyai hubungan antara satu sama lain. Ketiga daya tersebut
dipengaruhi oleh nilai Phi (faktor daya) yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
- Pengaruh Phi pada daya aktif
- Semakin besar nilai phi (dengan asumsi S=konstan), maka besarnya daya aktif akan berkurang
- Jika besarnya sudut phi = 0’, maka besarnya daya aktif = daya semu
- Pengaruh Phi pada daya reaktif
- Semakin besar nilai phi (dengan asumsi S=konstan), maka besarnya daya reaktif akan bertambah
- Jika besarnya sudut phi = 90’, maka tidak ada daya aktif yang ditimbulkan pada sistem kelistrikan
1 Comments
Terima kasih mas, penjelasannya mantap
ReplyDelete